Memulai Usaha Franchise Makanan

Franchise sekarang kian menjamur, keberadaannya di Indonesia sudah tidak asing lagi berbeda dengan 5 tahun dulu. Sekarang untuk memiliki usaha dengan membeli franchise tidak lagi mahal. Beberapa franchisor (pihak penyedia usaha) sudah membuka mitra dengan harga cukup terjangkau.

Memulai usaha franchise makanan itu mudah. Anda tinggal menyediakan sumber daya manusia dan lokasi yang strategis. Untuk masalah pemasaran relatif akan lebih mudah karena franchise itu merupakan merek yang dijual. Sehingga saat kita memulai usaha franchise akan lebih irit tenaga dalah hal promosi. Tips paling jitu adalah membeli franchise yang terkenal.

Beberapa coontoh franchise makanan yang terkenal adalah Mc'Donald, KFC, Starbuck Coffe, es teler 77 dan lain sebagainya. Namun untuk memulai usaha dengan modal di bawah 10 juta tentu diluar kemampuan untuk membeli franchise terkenal tersebut.

Teman-teman bisa mulai dengan franchise makanan Indonesia yang murah, tapi pastikan produknya bagus dan unik. Lalu pilihlah lokasi yang ramai orang misalnya di mall, alun-alun, kampus, atau daerah wisata. Karena anda hanya menyediakan tempat dan sumber daya manusia (karyawan), maka dalam hal ini anda dituntut kreatif dalam hal management.

Bukan berarti setelah membeli franchise produk yang bagus dan terkenal maka anda akan langsung bisa sukses. Anda juga harus membangunnya dengan profesional, ikut terjun dalam hal management dan promosi. Tapi, keunggulan franchise terletak dari brand dan produknya yang dijamin laku. Nah, tugas anda sebagi franchisee lah yang bisa meningkatkan omzet penjualan usaha anda.

PS: Saat ini saya sedang registrasi untuk membeli franchise dari PT.Revo indonesia dengan produk minuman kesehatan alami. Rencananya akan saya buka gerai di teras Indomaret. Karena sewa tempat di Indomaret relatif murah (sekitar 300-500 ribu per bulan). Mudah-mudahan lancar. Amiiin :-) 

Usaha Lalapan dan Analisanya

Usaha lalapan merupakan usaha kuliner yang cukup ramai di Indonesia. Warung lalapan banyak tersebar di daerah-daerah kampus dan kota. Ciri khas usaha lalapan adalah lauk yang dipadu dengan sayur dan dinikmati dengan sambal.

Saat ini banyak orang tidak asing lagi dengan usaha lalapan. Biasanya usaha lalapan dijual di pinggir jalan dengan model lesehan. Ada pun lauk yang disajikan untuk lalapan bervariasi. Misalnya lalapan pecek lele, lalapan telur, lalapan ayam bakar, lalapan pecek tempe,dan lain-lain.

Jika anda ingin memulai usaha lalapan, mungkin yang perlu anda siapkan terlebih dahulu adalah gerobak, alat memasak, dan bahan baku. Modal awal dapat berkisar 2 juta-an. Dengan modal tersebut anda sudah dapat membuka warung lalapan sederhana di pinggir jalan.

Harga satu porsi lalapan tergantung dari lauk yang dijual. Biasanya untuk lalapan ayam bakar dan lele dijual dengan harga Rp 5000. Sedangkan untuk lalapan telur dan pecek tempe dijual dengan harga Rp 3500. Harga ini adalah yang berlaku di daerah Jember dan sekitarnya. Tentunya untuk daerah lain harus anda sesuaikan dengan harga pasar dan kebutuhan lainnya.

Untuk keuntungan peluang usaha lalapan, bisa dikatakan lumayan besar. Dengan modal 100 porsi sehari anda akan mendapat keuntungan bersih sekitar Rp 50.000. Coba anda bayangkan jika anda mampu menjual 500-1000 porsi sehari! Dari beberapa kisah sukses pengusaha lalapan adalah tetangga saya sendiri. Dalam waktu 3 tahun beliau sudah memiliki 5 gerobak lalapan dan mampu membangun sebuah rumah yang cukup besar di tengah kota. Jika anda tertarik untuk memulai usaha lalapan, sebaiknya tentuan perencanaan dan kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.

Baca juga artikel saya tentang Gambaran Usaha Martabak dan Rujak Cingur dari Surabaya

Usaha Siomay


Peluang Usaha dan Analisis Usaha Siomay
Perlengkapan usaha siomay antara lain gerobak atau etalase, peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dandang, wajan, dan sutil), dan peralatan makan (piring, gelas, garpu, dan sendok). Diperlukan juga meja dan kursi secukupnya serta beberapa perlengkapan pendukung seperti tempat sendok, garpu, serta wadah saos dan kecap.


Lokasi yang strategis untuk menjalankan usaha ini antara lain di pinggir jalan raya, daerah perkantoran, atau di sekitar sekolah dan perumahan. Pastikan lokasi mudah dijangkau dan terjaga kebersihannya.


Untuk awal, usaha siomay dapat dijalankan sendiri oleh anda. Bila usaha ini berkembang, barulah anda dapat merekrut tambahan tenaga untuk melancarkan operasional usaha.


Promosi usaha ini antara lain memasang spanduk di tempat usaha serta membuat tulisan produk yang dijual di gerobak. Selanjutnya, kelezatan rasa, kualitas, dan pelayanan yang memuaskan akan menciptakan promosi dari mulut ke mulut.


Harga satu porsi siomay relatif murah. Berkisar antara Rp 5.000,- s/d Rp 7.000,- per porsi. Satu porsi siomay seharga Rp 7.000,- biasanya sudah dilengkapi dengan setengah atau satu butir telur ayam rebus.


Resiko usaha siomay antara lain persaingan, kenaikan harga bahan baku, dan rasa yang kurang lezat. Resiko ini dapat diminimalisir dengan berjualan di lokasi strategis yang belum banyak penjual makanan ini.


Kenaikan bahan baku bisa disiasati dengan menjalin hubungan baik dengan supplier sehingga bisa mendapatkan harga spesial. Sedangkan resiko rasa yang kurang lezat dapat diantisipasi dengan cara membuat sample produk dan mencobakannya kepada orang di sekitar atau mereka yang memiliki pengetahuan cukup dan selera yang baik mengenai makanan.
Info Tambahan Tentang Analisis Usaha Siomay dan Batagor


1. Masa pakai etalase 5 tahun.
2. Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dandang, wajan, dan sutil) 3 tahun.
3. Masa pakai peralatan makan (piring, gelas, sendok, dan garpu) dan perlengkapan lain-lain (tempat tissue, tempat sendok dan garpu, serta wadah kecap dan saos) 2 tahun.
4. Masa pakai meja dan kursi 4 tahun.


Biaya Investasi :
Etalase Rp 3.000.000,-
Peralatan masak Rp 1.000.000,-
Peralatan makan Rp 200.000,-
Meja dan kursi Rp 500.000,-
Perlengkapan lain-lain Rp 100.000,-
Total investasi Rp 4.800.000,-


Biaya Operasional per Bulan
1. Biaya Tetap
Penyusutan etalase (1/60 x Rp 3.000.000,-) Rp 50.000,-
Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.000.000,-) Rp 27.800,-
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 200.000,-) Rp 8.300,-
Penyusutan meja dan kursi (1/48 x Rp 500.000,-) Rp 10.400,-
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/24 x Rp 100.000,-) Rp 4.200,-
Biaya sewa lahan Rp 300.000,-
Upah 1 orang karyawan Rp 500.000,-
Total biaya tetap Rp 900.700,-


2. Biaya Variabel
Bahan baku (Rp 250.000,-/hari x 30 hari) Rp 7.500.000,-
Gas (Rp 15.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 150.000,-
Keamanan, listrik, dan kebersihan Rp 50.000,-
Total biaya variabel Rp 7.700.000,-
Total biaya operasional Rp 8.600.000,-


Penerimaan per Bulan
Batagor (30 porsi x Rp 6.000,-/porsi x 30 hari) Rp 5.400.000,-
Siomay (30 porsi x Rp 6.000,-/porsi x 30 hari) Rp 5.400.000,-
Total penerimaan Rp 10.800.000,-


Keuntungan per Bulan
Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp 10.800.000,- - Rp 8.600.700,-
= Rp 2.199.300,-


Revenue Cost Ratio
R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 10.800.000,- : Rp 8.600.700,-
= 1,25


Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 4.800.000,- : Rp 2.199.300,-) x 1 bulan
= 2,2 bulan