Kopi ,Teh dan Kakao

Peranan hasil-hasil perkebunan mempunyai tempat yang penting sebagai sumber devisa Negara disamping minyak bumi dan kayu. Selain itu hasil-hasil perkebunan merupakan bahan mentah utama bagi berbagai jenis industri dalam negeri, misalnya tercemin pada angka konsumsi dalam negeri yang tinggi yaitu kira­kira 63% dari seluruh produksi kopi dikonsumsi dalam negeri.

Komposisi jenis tanaman kopi di Indonesia berdasarkan data tahun 1919, dapat dilihat luas tanaman kopi robusta meliputi 84%, Arabika 5,5%, Liberika 4,5% clan lain-lain jenis 6%. Kopi Jawa (jenis Arabika) pada abad ke-20 telah memiliki standar mutu dunia clan sangat popular sekali. Dewasa ini kopi Arabika tinggal sisa-sisanya saja, seperti di daerah Aceh dan Jawa Timur yang rusak, sebagai akibat serangan jamur karat (Semilala vastatrix).

Teh awalnya dianggap sebagai barang mewah yang hanya dapat dibeli oleh kalangan atas saja. Namun sekarang ini teh merupakan minuman rakyat yang banyak dikonsumsi di seluruh dunia dan seluruh kalangan. Di banyak Negara, teh menjadi suatu minuman persahabatan dan sering disajikan dalam pertemuan-pertemuan kenegaraan.

Minuman teh terbuat dari pucuk daun muda yang telah mengalami proses pengolaahan tertentu sehingga didapat bahan yang memiliki ciri pada air seduhannya yang khas (aroma, warna, dan rasa). Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia dau teh segar secara terkendali sehingga menjadi hasilolahan yang dapat memunculkan sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya.

Tanaman kakao merupakan tanaman yang termasuk famili Sterculiaceae, dengan nama latin Thoehroma cacao L. dan merupakan tanaman tropis tahunan. T'anaman ini berasal dari hutan di daerah Amerika Selatan yang kemudian penanamannya dilakuka pertama kali oleh seorang Indian Aztec. Penduduk Maya dan Aztec di Afrika Selatan dipercaya sebagai perintis pengguna kakao dalam makanan dan minuman, yang lebih sering dikenal dengan istilah `cokelat'.

Kakao berpotensi sebagai sa1ah satu komoditi perdagangan yang dapat meningkatkan devisa negara serta: penghasilan para petani kakao. Mutu kakao hasil produksi, Indonesia dinilai sangat rendah. Hal ini dikarenakan biji kakao yang dihasilkan kurang terfermentasi, masih mengandung kadar air yang tinggi, ukuran biji tidak seragam, kadar kulit tinggi, keasaman tinggi, dan cita rasanya sangat beragam, serta tidak kpnsisten (cita rasa kakao produksi saat ini berbeda dengan cita rasa kakao yang\diproduksi sebelumnya). Namun, di lain pihak, kakao Indonesia memiliki keuqggulan yang tidak dimiliki oleh kakao produksi negara lain , yaitu mengandurlg lemak coklat yang cukup tinggi dan dapat menghasilkan bubuk kakao dengan mutu yang baik.

Tidak ada komentar: